24INEWS.COM - SDN 26 Pampangan Lubuk Begalung selalu berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang baik bagi muridnya. Kenyamanan murid didalam menuntut ilmu menjadi prioritas.
Untuk mewujudkan hal itu tentu tidak terlepas dari dukungan dan sinergi antara pihak sekolah, komite dan wali murid.
"Fungsi pengawasan tetap kita jalankan, tujuannya demi kemajuan sekolah," kata Syafruddin Ketua Komite SDN 26 Pampangan.
Komite SDN 26 Pampangan memegang prinsip budaya demokrasi, jika akan memutuskan sesuatu hal harus melalui rapat bersama dengan melibatkan wali murid dan pihak sekolah. Begitu juga dengan pungutan sudah melalui kesepakatan bersama.
Syafruddin menjelaskan, "awal dilakukannya pungutan komite ketika itu ada beberapa orang wali murid datang kerumah saya, mengeluhkan tentang wc sekolah yang kotor, air tidak jelas hingga para murid banyak yang menompang buang air dirumah warga. Sudah memakai wc guru pun tetap tidak tercover. Ditambah lagi sampah berserakan karena tidak ada yang mengurus," jelasnya.
Hal ini dikarenakan penjaga sekolah tidak aktif dan tidak bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah, sudah sejak tiga kali pergantian Kepala Sekolah.
"Penjaga sekolah yang merangkap bagian kebersihan datang hanya menjemput gaji saja setiap bulan, ketika ditanya alasannya selalu sakit. Sekarang ia sama sekali tidak pernah datang sebab gajinya sebagai pegawai sudah langsung masuk rekening," ujar Syafruddin.
Maka untuk mencari solusinya, Komite berinisiatif mengundang wali murid untuk mengadakan rapat. Hasil rapat tersebut disepakati untuk memberdayakan salah seroang warga sekitar menjaga dan membersihkan sekolah, dengan gaji sebesar 700.000 per bulan dari pungutan Komite.
Syafruddin menyebut, "dalam rapat tersebut saya tidak pernah mematok besaran pungutan, kesepakatan 10.000 per kartu keluarga itu adalah murni dari keiklasan hati masing - masing. Arti per kartu keluarga 10.000 itu adalah jika ada dua atau tiga orang bahkan empat orang anak dalam satu kartu keluarga sekolah disini hanya membayar 10.000 karena kita juga merasakan bagaimana kehidupan para wali murid tersebut," sebutnya.
Syafruddin sempat menyampaikan dalam rapat ketika itu, "semoga pungutan yang Bapak Ibuk berikan ini menjadi amal ibadah karena telah membantu sekolah, alhamdulillah dari sisa pungutan yang terkumpul wc bisa kita perbaiki dan pintunya kita pasang terari besi," ujarnya.
Ketika pendemi Covid-19 bulan Maret April dan Mei pungutan tidak dijalankan, untuk membayar gaji penjaga sekolah para guru bersama ketua komite melakukan patungan.
Syafruddin menambahkan bahwa ketika penerimaan rapor dan akan masuk tahun ajaran baru kemaren pernah menanyakan kembali kepada wali murid mengenai pungutan Komite apakah dilanjutkan atau tidak. Maka semua wali murid sepakat untuk dilanjutkan.
"Intinya kita mengajak beramal, karena berapapun uang yang disumbangkan baik itu kerumah ibadah ataupun ke sekolah tidak akan hilang karena itu adalah ibadah. Ini adalah tugas kita bersama bagaimana membuat SDN 26 Pampangan ini lebih baik dan lebih nyaman untuk anak - anak kita menuntut ilmu," tambah Syafruddin.
SDN 26 Pampangan ini menjadi kebanggaan Syafruddin, walau letaknya terpencil diatas bukit namun siap bersaing dengan sekolah lain dari segi apapun. Karena niat hati Syafruddin memang untuk lebih memajukan sekolah ini.
Disamping itu Kepala Sekolah SDN 26 Pampangan Erlinda menambahkan bahwa untuk meningkatkan prestasi murid ia menyediakan bahan ajar yang sudah dilegalkan oleh Dinas, Erlinda termasuk salah satu diantara yang membuat bahan ajar itu.
"Bahan ajar itu kami tawarkan bagi murid yang berminat dan dirasa mampu, namun bagi yang tidak mampu kami tetap berikan dengan cuma - cuma alias gratis," ucap Erlinda.
Diketahui Erlinda sudah menjadi penulis sejak tahun 2008, sudah banyak karya tulisnya diterbitkan untuk bahan ajar.(AdF/Ronny/Fitria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar